Kisah Cinta Hafsah binti Umar kepada Nabi Muhammad Saw - Seputar Informasi Menarik

Breaking

Sekumpulan informasi Umum & library sains.

Minggu, 07 Oktober 2018

Kisah Cinta Hafsah binti Umar kepada Nabi Muhammad Saw


Kisah Cinta Hafsah binti Umar kepada Nabi Muhammad Saw

Hafsah binti Umar

Hafsah adalah sebuah contoh dari istri – istri yang begitu sayang terhadap suami, meski kadang perasaan sayang tersebut terkesan berlebihan hingga menumbuhkan rasa cemburu. Adalah sayang wajar rasa cemburu itu dimiliki oleh setiap wanita, termasuk hafsah, istri nabi. Bukankah rata – rata wanita memang pencemburu? Dan bukankah rasa cemburu itu sendiri muncul karena adanya rasa cinta? Itu artinya jika hafsah menaruh cemburu kepada nabi itu berarti hafsah memendam rasa cinta yang begitu dalam terhapad nabi. Dan Wajar jika ia ingin mendapatkan perhatian yang lebih dari nabi ketimbang istri – istri beliau yang lain.

Namun, meski hafsah adalah sosok istri pencemburu, ia adalah wanita yang mulia. Keangungan akhlaknya begitu tinggi hingga tak salah jika nabi mempersuntingnya istri untuk dijadikan  sebagai contoh bagi wanita – wanita lain sesudahnya.

Hafsah merupakan putri Umar bin Khattab, seorang sahabat kenamaan Rasulullah saw. hafsah adalah seorang gadis yang dianugerahi oleh Allah dengan wajah cantik sekaligus memiliki sifat – sifat terpuji. Ia pun merupakan wanita pemberani  dalam ikut serta memperjuangkan agama Allah. Hafsah menjadi janda ketika ia baru berusia 18 tahun. Melihat putrinya menjadi janda yang di usia relatif muda Umar merasa sedih dan gelisah. Bahkan Umar disaat itu terkenal dengan sifatnya yang kasar itupun semakin tersiksa dan tertekan ketika melihat putri kesayanganya nampak murung dan larut dalam kesedihan. Setelah berfikir panjang, ia memperoleh pikiran yang terang, ia berfikir untuk mencarikan seorang suami untuk putrinya yang pertama Umar datang ke Abu Bakar lalu ke Utsman bin Affan untuk menyampaikan maksud  supaya salah satu diantara mereka ada yang mau menikahi. Namun kedua sahabat  tersebut menolak.

Umar lantas menemui Nabi, ia mengadukan peristiwa yang terjadi pada putrinya dan penolakan Utsman dan Abu Bakar. Mendengar perkataan Umar nabi lantas tersenyum seraya mengatakan:

“ Hafsa akan menika dengan laki – laki yang lebih baik dari Utsman dan Abu Bakar, sedangkan Utsman dan Abu Bakar akan menikah  dengan wanita yang lebih baik dari pada hafsah ”.

Selanjutnya Nabi mengatakan bahwa beliau bersedia menikahi Hafsah. Setelah menikah Hafsah akan tinggal bersama Rosulullah dan menepati rumah nabi, pada saat itu Aisyah dan Saudah juga tinggal juga tinggal dirumah tersebut.

Hafsah merukan tipe wanita yang besar cemburunya kepada Nabi. Hal ini bukan dilandasi dari perasaan apa – apa melaikan karena adanya rasa cinta seorang istri yangg begitu dalam kepada suaminya. Pernah suatu hari, ketika Rosulullah menemuinya, Hafsah bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa mulutmu bau maghafir ( minuman dari getah yang berbau busuk ) ? ”

“ aku baru saja meminum madu, bukan maghafir” jawab Nabi penuh tanda tanya,

“kalau begitu, engaku minum madu yang sudah lama (basi)” berbicara hafsah

Keheranan Rasulullah semakin bertambah ketika Aisyah yang ditemuinya mengatakan hal serupa. Saking kesalnya, Rasulullah mengharamkan madu untuk dirinya bebrapa waktu. Beliau tak tau jika Hafsah “berkomplot” dengan Aisyah untuk “mengerjai” Rasulullah. Keduanya cemburu lantaran nabi tinggal lebih lama dari jatah waktunya di rumah Zaenab binti Jahsyi. Waktu itu nabi tertahan karena Zaenab menawarkan madu kepada beliau.

Pernah juga, dalam sebuah perjalanan Hafsah dan Aisyah dibawa serta oleh nabi. Kedusa istri nabi itu duduk dalam sekedup (tandu di atas punggu unta) yang berbeda. Selama perjalanan, Rasullullah lebih sering berada dalam sekedup di atas unta Aisyah. Pada waktu istirahat, Hafsah yang tebakar api cemburu meminta Aisyah untuk berpindak tempat.

Seusai istirahat, Rasulullah naik kembali keatas sekedup Aisyah yang sudah ditempati Hafsah dan mengajak bicara. Beliau tak tau tahu kalau yang menjawab dengan jawab – jawaban pendek itu adalah Hafsah. Dan betapa kesalnya Rasulullah setelah ia tahu dirinya dipermainkan kedua istrinya itu. Karena ulah kedua istrinya tersebut Allah menurunkan firmanya :


‘‘    jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesunggunya hati kamu berdua telah condong untuk menerima kebaikan dan jika kamu berdua bantu membantu menyusahkan nabi, maka sesunggunya Allah adalah pelindungnya dan (begitu pula) jibril...” ( Qs. Ath – Tharim : 4)

Begitu seringnya Hafsah membuat ulah, lantaran cemburu, Rasulullah pernah berniat akan menceraikanya. Namun, Jibril datang untuk mencegah Nabi. Rasulullah malah mendatangi anak Umar bin Khatab itu dan berkata, “ Ya Hafsah hari ini Jibril datang kepadaku dan merintahkan kepadaku, “kembalilah kepada Hafsah, sesungguhnya ia wanita yang senantiasa puasa, mendirikan shalat, dan ia adalah istrimu kelak di surga”.

Itulah sosok Hafsah binti Umar. Sebagai seorang istri yang dimadu, tentu sangat manusiawi sekali jika ia menaru rasa cemburu. Namun meski jika hal itu dianggap sebagai sebuah “kekurangan”, maka kekurangan itu bisa dengan kebaikan budi pekerti Hafsah sehari – hari . ketekunan wanita ini dalam beribadah kepada Allah pun membuat ia dijamin akan menemani sang suami di surga nanti.
Demikianlah artikel kali ini saya membahas tentang kisah salah seorang istri Nabi Muhammad saw yang cinta diam – diam terhdap sang suami. Semoga cerita ini dapat menginspirasi kita sebagai kaum hawa untuk taat dan patuh kepada sang suami.


Mohon maaf jika dalam penulisan ini terdapat banyak  kata yang  salah dalam penulisan. Kesalah hanya ada pada manusia  sedangkan kebenaran hanyalah milik Allah swt.

4 komentar: